A REVIEW : STUDI KONTAMINASI AFLATOKSIN MELALUI UJI MIKOTOKSIN PADA BERBAGAI HASIL PERTANIAN
Sari
Aflatoksin merupakan toksin yang diproduksi oleh mold atau fungi berjenis Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus. Zat tersebut dapat mengkontaminasi berbagai tanaman pangan, sehingga dapat membahayakan manusia maupun hewan ternak yang mengkonsumsinya. Mikotoksin (mycotoxin) merupakan suatu metabolit sekunder dan berasal dari bermacam-macam jenis jamur diantaranya Penniclium, Fussarium dan Aspergillus di dalam bahan pangan dan memiliki sifat sitotoksik. Aflatoksin merupakan singkatan dari Aspergillus flavus toxin. Aflatoksin dapat dijumpai pada hasil pertanian seperti jagung, kedelai, beras, kacang tanah, dan lainnya. Aflatoksin adalah jenis mikotoksin dengan penyebaran yang paling luas dan berbahaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kontaminasi aflatoksin melalui uji mikotoksin pada berbagai hasil pertanian. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode studi kepustakaan. Studi literatur terdiri dari beberapa tahapan yaitu mengumpulkan beberapa referensi dari artikel jurnal, buku, ataupun penelitian terdahulu tentang uji mikotoksin pada berbagai hasil pertanian dan kemudian mensintesis data untuk menarik kesimpulan. Proses analisis dilakukan melalui pemilihan, pembandingan, pemilahan, dan penggabungan sehingga hasil yang didapatkan relevan Berdasarkan literatur, penelitian uji mikotoksin menggunakan jagung, strip test dan berbagai alat bahan di laboratorium. Dalam pertumbuhannya, produksi aflatoksin dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengaruh aerasi, pengaruh atmosfer seperti O2 dan CO2, suhu, dan kelembaban. Kandungan aflatoksin pada jagung dan kacang tanah bervariasi. Kacang tanah adalah salah satu substrat yang baik untuk tempat pertumbuhan jamur Aspergillus sp. Kacang tanah adalah substrat yang berperan penting dalam penghasil dan pertumbuhan aflatoksin. Jagung dan kacang tanah adalah biji-bijian yang sering terinfeksi jamur Aspergillus flavus yang memproduksi aflatoksin.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Bahri, S., Kusumaningsih, A., Murdiati, T. B., Nurhadi, A., & Masbulan, E. (2000). Analisis kebijakan keamanan pangan asal ternak (terutama ayam ras petelur dan broiler). Laporan Penelitian. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Peternakan, Bogor.
Bhat, R. V, & Miller, J. D. (1991). Mycotoxins and food supply. Food, Nutrition and Agriculture-Food for the Future., FAO.
Gibson, A. M., Baranyi, J., Pitt, J. I., Eyles, M. J., & Roberts, T. A. (1994). Predicting fungal growth: the effect of water activity on Aspergillus flavus and related species. International Journal of Food Microbiology, 23 (3–4), 419–431.
Gürbay, A., Aydın, S., Girgin, G., Engin, A. B., & Şahin, G. (2006). Assessment of aflatoxin M1 levels in milk in Ankara, Turkey. Food Control, 17 (1), 1–4.
Kusumaningrum, H. D., Toha, A. D., Putra, S. H., & Utami, A. S. (2010). Cemaran Aspergillus flavus dan Aflatoksin pada Rantai Distribusi Produk Pangan Berbasis Jagung dan Faktor yang Mempengaruhinya [Contamination of Aspergillus flavus and Aflatoxin at Distribution Chain of Maize Based Food Product and its Influencing Factors. Jurnal Teknologi Dan Industri Pangan, 21 (2), 171.
Lean, M. E. J. (2006). Fox and Cameron’s food science, nutrition & health. CRC Press.
Lewis, L., Onsongo, M., Njapau, H., Schurz-Rogers, H., Luber, G., Kieszak, S., Nyamongo, J., Backer, L., Dahiye, A. M., & Misore, A. (2005). Aflatoxin contamination of commercial maize products during an outbreak of acute aflatoxicosis in eastern and central Kenya. Environmental Health Perspectives, 113 (12), 1763–1767.
Luisa, B. G. (2012). Handbook of toxic fungal metabolites. Elsevier.
Marwati, M., Rahayu, E. S., & Indrati, R. (2008). Reduksi Aflatoksin B (AFB) dengan Perebusan dalam Larutan Kapur pada Pembuatan Enting-Enting. AgriTECH, 28 (4).
Maryam, R. (1996). Residu aflatoksin dan metabolitnya dalam daging dan hati ayam. Prosiding Temu Ilmiah Nasional Bidang Veteriner, 12–13.
Nguyen, M. T., Tozlovanu, M., Tran, T. L., & Pfohl-Leszkowicz, A. (2007). Occurrence of aflatoxin B1, citrinin and ochratoxin A in rice in five provinces of the central region of Vietnam. Food Chemistry, 105 (1), 42–47.
Nur, S. (2011). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.
Purnamasari, L., Agus, A., & Noviandi, C. T. (2016). Kajian produksi aflatoksin B1 kasar dari isolat kapang Aspergillus flavus lokal pada media jagung dan jagung+ kacang tanah. Buletin Peternakan, 40 (2), 133–137.
Rahmadi, A., & Fleet, G. H. (2008). The occurrence of mycotoxigenic moulds in cocoa beans from Indonesia and Queensland, Australia. Proceeding of International Seminar on Food Science, 1, 1–18.
Robertson, A. (2005). Risk of aflatoxin contamination increases with hot and dry growing conditions.
Sabarguna, B. S. (2005). Analisis data pada penelitian kualitatif. Jakarta: UIPress.
Samapundo, S., Devlieghere, F., Geeraerd, A. H., De Meulenaer, B., Van Impe, J. F., & Debevere, J. (2007). Modelling of the individual and combined effects of water activity and temperature on the radial growth of Aspergillus flavus and A. parasiticus on corn. Food Microbiology, 24 (5), 517–529.
Setiarto. (2019). Studi Komparatif toksisitas LC50 Aflatoksin, okhratoksin, zearalenon pada kacang tanah (Arachis hypogaea L). Jurnal Widyariset, 14, 535–540.
Sultan, Y., & Magan, N. (2010). Mycotoxigenic fungi in peanuts from different geographic regions of Egypt. Mycotoxin Research, 26, 133–140.
Waliyar, F., Ravinder Reddy, C., Alur, A. S., Reddy, S. V, Reddy, B. V. S., Reddy, A. R., Rai, K. N., & Gowda, C. L. L. (2008). Management of grain mold and mycotoxins in sorghum.
Wangge, E. S. A., Suprapta, D. N., & Wirya, G. (2012). Isolasi dan identifikasi jamur penghasil mikotoksin pada biji kakao kering yang dihasilkan di Flores. J. Agric. Sci. and Biotechnol, 1 (1), 39–47.
Widiastuti, R. (2006). Mikotoksin: Pengaruh terhadap kesehatan ternak dan residunya dalam produk ternak serta pengendaliannya. Wartazoa, 16 (3), 116–127.
Widiastuti, R., Indraningsih, & Firmansyah, R. (2008). Analisis Aflatoksin Pada Jagung yang dimurnikan dengan Solid Phase Extraction dan Dideteksi secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Seminar Nasional Teknologi Peternakan Dan Veteriner, 705–710.
Yunus, A. W., Razzazi-Fazeli, E., & Bohm, J. (2011). Aflatoxin B1 in affecting broiler’s performance, immunity, and gastrointestinal tract: A review of history and contemporary issues. Toxins, 3 (6), 566–590.
DOI: http://dx.doi.org/10.31258/biogenesis.20.1.29-36
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Copyright (c):
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
Alamat Redaksi:
Kampus Binawidya KM 12,5 Simpang Baru, Kecamatan Tampan
Pekanbaru, Riau, Indonesia 28293
Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.